sponsor

sponsor

Slider

Slider
teguhpriyanto. Theme images by kelvinjay. Powered by Blogger.

Pengantar

Ini blog bisnis dan pendidikan...
Mohon bantuannya untuk koreksi dan perbaikan serta tambahan materi....
Jangan lupa untuk like blog ini dengan cara klik G+ warna biru...
Mari berkembang dan maju bersama...terima kasih

Technology

Technology

Games

Games

Wednesday, July 15, 2015

Adab Tidur dalam Islam

Makhluk manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT setelah malaikat dan Iblis atau bangsa jin. Manusia dianugerahi akal dan nafsu. Sebagai manusia kita seharusnya pandai menggabungkan keduanya menjadi suatu perkara yang mulia terhadap sang pencipta. Baik itu dari segi perbuatan, ucapan, dan kata hati sekali pun.

Setiap sudut kehidupan di muka bumi ini tentunya memiliki aturan dan adab atau tata cara yang baik dalam melakukan sesuatu. Terutama bagi umat Islam, begitu banyak pesan Rasulullah SAW tentang tata cara yang baik dalam melakukan segala hal. Salah satunya seperti adab sebelum tidur yang harus kita laksanakan sesuai dengan yang diajarkan atau disyariatkan oleh Rasulullah SAW. Berikut Adab Sebelum Tidur Dalam Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW :

Merenungkan Diri Sebelum Tidur

Merenung sejenak atau muhasabah sesaat sebelum tidur sangat dianjurkan sekali bagi setiap insan muslim. Menilai segala perbuatan yang telah kita jalani sehari penuh. Lalu jika kita dapatkan perbuatan yang baik maka hendaknya kita memuji kepada Allah SWT dan jika kita mendapatkan perbuatan tidak baik maka hendaknya kita segera memohon ampunan-Nya dan kembali bertobat kepada-Nya.

Berwudhu Sebelum Tidur

Sebaiknya sebelum kita tidur dalam keadaan sudah berwudhu, sebagaimana Sabda Nabi, Dari Al Bara` bin ‘Azib ra, Dia berkata : “Rasulullah SAW berkata kepadaku : Apabila engkau hendak mendatangi tempat pembaringanmu, maka berwudhulah sebagaimana wudhumu untuk shalat. Kemudian berbaringlah pada sisi tubuhmu yang sebelah kanan, lalu ucapkanlah: “Wahai Allah, aku menyerahkan diriku  kepada-Mu, menyerahkan urusanku kepada-Mu, dan menyandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh rasa harap dan cemas terhadap-Mu. Tiada tempat bersandar dan tiada tempat menyelamatkan diri melainkan hanya kepada-Mu. Aku beriman terhadap kitab-Mu yang Engkau turunkan dan (beriman) terhadap Nabi-Mu yang engkau utus”. Jika engkau meninggal (dalam keadaan demikian pada malam itu), maka engkau meninggal dalam keadaan fitrah. Jadikanlah doa ini sebagai sesuatu yang paling akhir engkau ucapkan”. (HR Al Bukhari :6311 dan Muslim : 2710)

Membersihkan Tempat Pembaringan Sebelum Hendak Tidur

Sebelum naik ke tempat pembaringan, hendaknya mengibaskan kain ke atas kasur untuk membersihkan kotoran yang mungkin ada di kasur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW : “Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan ‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi”. (HR. Al Bukhari : 6320, Muslim : 2714, At-Tirmidzi : 3401 dan Abu Dawud : 5050).

Berdzikir Sebelum Tidur

Dzikir sebelum tidur adalah dengan bertasbih tiga puluh tiga kali (30 X), bertahmid tiga puluh tiga kali (30 X), dan bertakbir tiga puluh empat kali (34 X), sehingga jumlahnya menjadi genap seratus. Sabda Nabi SAW dari Ali bin Abi Thalib ra, bahwasanya Rasulullah SAW berkata kepada Ali dan Fathimah radhiallahu ‘anhuma : “Apabila kalian berada di pembaringan kalian, maka bertakbirlah kepada Allah tiga puluh empat kali, bertahmidlah tiga puluh tiga kali, dan bertasbihlah tiga puluh tiga kali”. (HR. Bukhari dan  Muslim).

Melakukan Gerakan Nafts atau Gerakan seperti meludah

Melakukan nafts atau gerakan seperti meludah tapi tanpa mengeluarkan ludah atau air liur pada kedua telapak tangan, lalu membaca surat Al-Ikhlash, surat Al-Falaq, dan surat An-Naas, lalu mengusapkan kedua telapak tangan ke bagian-bagian tubuh yang mudah dijangkau, seperti kepala, wajah, tangan, kaki, dan tubuh bagian depan lainnya. Hal ini diulangi sebanyak tiga kali.

Sabda Nabi SAW dari Aisyah ra, dia berkata : “Bahwasanya Nabi SAW apabila hendak berbaring di kasurnya setiap malam, mengapitkan kedua telapak tangannya, kemudian melakukan nafts pada kedua telapak tangannya, kemudian membaca padanya “qul huwallahu ahad”, “qul a’udzu birabbil falaq”, dan “qul a’udzu birabbin naas”. Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangannya pada jasadnya semampunya, dimulai dari kepala, lalu wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali”. (HR. Bukhari : 5017)

Membaca Ayat Kursi Sebelum Tidur

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW menugaskan aku menjaga harta zakat Ramadhan kemudian ada orang yang datang mencuri makanan namun aku merebutnya kembali, lalu aku katakan, “Aku pasti akan mengadukan kamu kepada Rasulullah SAW“. Lalu Abu Hurairah ra menceritakan suatu hadist berkenaan masalah ini. Selanjutnya orang yang datang kepadanya tadi berkata, “Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah ayat Al Kursi karena dengannya kamu selalu dijaga oleh Allah Ta’ala dan setan tidak akan dapat mendekatimu sampai pagi“. Maka Nabi SAW bersabda, “Benar apa yang dikatakannya padahal dia itu pendusta. Dia itu setan“. (HR. Bukhari : 3275)

Membaca 2 Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah

Dari Abu Mas’ud ra, bahwasanya Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa yang membaca dua ayat dari akhir surat Al-Baqarah dalam satu malam, maka itu telah mencukupi baginya”. (HR. Bukhari dan Muslim). Maksud dari perkataan “telah mencukupi baginya” adalah melindunginya dari berbagai kejelekan dan hal-hal yang tidak disukai.

Membaca Doa Sebelum Tidur

Dari Hudzaifah, ia berkata, “Apabila Nabi SAW hendak tidur, beliau mengucapkan: ‘Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup). “Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: “Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali)”. (HR. Bukhari :6324)

Tidur Dengan Posisi Tubuh Miring ke Sebelah Kanan

Sabda Rasulullah SAW: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu”. (HR. Bukhari dan Muslim). Sabda Nabi Muhammad SAW lainnya : “Rasulullah SAW apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya”. (HR. Abu Dawud : 5045, At Tirmidzi : 3395, Ibnu Majah : 3877 dan Ibnu Hibban : 2350).

Larangan Ketika Saat Tidur

  1. Tidur Tengkurap atau Telungkup, Hadist Ya’isy bin Thakhfah bin Qais Al Ghifari dari ayahnya, dia berkata: “Ketika aku sedang berbaring di atas perutku di masjid di waktu sahur, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menggerakkanku dengan kakinya sambil berkata: “Sesungguhnya ini adalah (posisi) berbaring yang dibenci Allah.”Lantas aku melihat, ternyata Rasulullah SAW”. (HR Abu Daud : 5040). Di dalam riwayat Ibnu Majah: “Mengapa engkau tidur seperti ini, tidur yang tidak disukai atau dibenci oleh Allah”. (HR Ibnu Majah : 3723).
  2. Makruh Tidur di atas Atap, Karena di dalam hadist yang bersumber dari `Ali bin Syaiban disebutkan bahwasanya Nabi SAW telah bersabda : “Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya". (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
  3. Tidur Dalam Keadaan Telanjang, Pada saat tidur tidak boleh telanjang berdasarkan hadist berikut : “Tidak diperbolehkan tidur hanya dengan memakai selimut, tanpa memakai busana apa-apa”. (HR. Muslim).
  4. Dilarang Tidur Satu Selimut Walaupun Sesama Jenis, Laki-Laki dengan Laki-Laki atau Wanita dengan Wanita tidak boleh tidur dalam satu selimut seperti hadist berikut : “Tidak diperbolehkan bagi laki-laki tidur berdua (begitu juga wanita) dalam satu selimut”. (HR. Muslim).
sumber : http://sajadahmuslimku.blogspot.com/2014/05/adab-sebelum-tidur-dalam-islam.html

Monday, July 13, 2015

Adab Berpakaian Cara Islam

Makhluk manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT setelah malaikat dan Iblis atau bangsa jin. Manusia dianugerahi akal dan nafsu. Sebagai manusia kita seharusnya pandai menggabungkan keduanya menjadi suatu perkara yang mulia terhadap sang pencipta. Baik itu dari segi perbuatan, ucapan, dan kata hati sekali pun.

Setiap sudut kehidupan di muka bumi ini tentunya memiliki aturan dan adab atau tata cara yang baik dalam melakukan sesuatu. Terutama bagi umat Islam, begitu banyak pesan Rasulullah SAW tentang tata cara yang baik dalam melakukan segala hal. Salah satunya seperti adab sebelum tidur yang harus kita laksanakan sesuai dengan yang diajarkan atau disyariatkan oleh Rasulullah SAW. Berikut Adab Sebelum Tidur Dalam Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW :

Merenungkan Diri Sebelum Tidur

Merenung sejenak atau muhasabah sesaat sebelum tidur sangat dianjurkan sekali bagi setiap insan muslim. Menilai segala perbuatan yang telah kita jalani sehari penuh. Lalu jika kita dapatkan perbuatan yang baik maka hendaknya kita memuji kepada Allah SWT dan jika kita mendapatkan perbuatan tidak baik maka hendaknya kita segera memohon ampunan-Nya dan kembali bertobat kepada-Nya.

Berwudhu Sebelum Tidur

Sebaiknya sebelum kita tidur dalam keadaan sudah berwudhu, sebagaimana Sabda Nabi, Dari Al Bara` bin ‘Azib ra, Dia berkata : “Rasulullah SAW berkata kepadaku : Apabila engkau hendak mendatangi tempat pembaringanmu, maka berwudhulah sebagaimana wudhumu untuk shalat. Kemudian berbaringlah pada sisi tubuhmu yang sebelah kanan, lalu ucapkanlah: “Wahai Allah, aku menyerahkan diriku  kepada-Mu, menyerahkan urusanku kepada-Mu, dan menyandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh rasa harap dan cemas terhadap-Mu. Tiada tempat bersandar dan tiada tempat menyelamatkan diri melainkan hanya kepada-Mu. Aku beriman terhadap kitab-Mu yang Engkau turunkan dan (beriman) terhadap Nabi-Mu yang engkau utus”. Jika engkau meninggal (dalam keadaan demikian pada malam itu), maka engkau meninggal dalam keadaan fitrah. Jadikanlah doa ini sebagai sesuatu yang paling akhir engkau ucapkan”. (HR Al Bukhari :6311 dan Muslim : 2710)

Membersihkan Tempat Pembaringan Sebelum Hendak Tidur

Sebelum naik ke tempat pembaringan, hendaknya mengibaskan kain ke atas kasur untuk membersihkan kotoran yang mungkin ada di kasur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW : “Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan ‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi”. (HR. Al Bukhari : 6320, Muslim : 2714, At-Tirmidzi : 3401 dan Abu Dawud : 5050).

Berdzikir Sebelum Tidur

Dzikir sebelum tidur adalah dengan bertasbih tiga puluh tiga kali (30 X), bertahmid tiga puluh tiga kali (30 X), dan bertakbir tiga puluh empat kali (34 X), sehingga jumlahnya menjadi genap seratus. Sabda Nabi SAW dari Ali bin Abi Thalib ra, bahwasanya Rasulullah SAW berkata kepada Ali dan Fathimah radhiallahu ‘anhuma : “Apabila kalian berada di pembaringan kalian, maka bertakbirlah kepada Allah tiga puluh empat kali, bertahmidlah tiga puluh tiga kali, dan bertasbihlah tiga puluh tiga kali”. (HR. Bukhari dan  Muslim).

Melakukan Gerakan Nafts atau Gerakan seperti meludah

Melakukan nafts atau gerakan seperti meludah tapi tanpa mengeluarkan ludah atau air liur pada kedua telapak tangan, lalu membaca surat Al-Ikhlash, surat Al-Falaq, dan surat An-Naas, lalu mengusapkan kedua telapak tangan ke bagian-bagian tubuh yang mudah dijangkau, seperti kepala, wajah, tangan, kaki, dan tubuh bagian depan lainnya. Hal ini diulangi sebanyak tiga kali.

Sabda Nabi SAW dari Aisyah ra, dia berkata : “Bahwasanya Nabi SAW apabila hendak berbaring di kasurnya setiap malam, mengapitkan kedua telapak tangannya, kemudian melakukan nafts pada kedua telapak tangannya, kemudian membaca padanya “qul huwallahu ahad”, “qul a’udzu birabbil falaq”, dan “qul a’udzu birabbin naas”. Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangannya pada jasadnya semampunya, dimulai dari kepala, lalu wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali”. (HR. Bukhari : 5017)

Membaca Ayat Kursi Sebelum Tidur

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW menugaskan aku menjaga harta zakat Ramadhan kemudian ada orang yang datang mencuri makanan namun aku merebutnya kembali, lalu aku katakan, “Aku pasti akan mengadukan kamu kepada Rasulullah SAW“. Lalu Abu Hurairah ra menceritakan suatu hadist berkenaan masalah ini. Selanjutnya orang yang datang kepadanya tadi berkata, “Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah ayat Al Kursi karena dengannya kamu selalu dijaga oleh Allah Ta’ala dan setan tidak akan dapat mendekatimu sampai pagi“. Maka Nabi SAW bersabda, “Benar apa yang dikatakannya padahal dia itu pendusta. Dia itu setan“. (HR. Bukhari : 3275)

Membaca 2 Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah

Dari Abu Mas’ud ra, bahwasanya Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa yang membaca dua ayat dari akhir surat Al-Baqarah dalam satu malam, maka itu telah mencukupi baginya”. (HR. Bukhari dan Muslim). Maksud dari perkataan “telah mencukupi baginya” adalah melindunginya dari berbagai kejelekan dan hal-hal yang tidak disukai.

Membaca Doa Sebelum Tidur

Dari Hudzaifah, ia berkata, “Apabila Nabi SAW hendak tidur, beliau mengucapkan: ‘Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup). “Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: “Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali)”. (HR. Bukhari :6324)

Tidur Dengan Posisi Tubuh Miring ke Sebelah Kanan

Sabda Rasulullah SAW: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu”. (HR. Bukhari dan Muslim). Sabda Nabi Muhammad SAW lainnya : “Rasulullah SAW apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya”. (HR. Abu Dawud : 5045, At Tirmidzi : 3395, Ibnu Majah : 3877 dan Ibnu Hibban : 2350).

Larangan Ketika Saat Tidur

  1. Tidur Tengkurap atau Telungkup, Hadist Ya’isy bin Thakhfah bin Qais Al Ghifari dari ayahnya, dia berkata: “Ketika aku sedang berbaring di atas perutku di masjid di waktu sahur, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menggerakkanku dengan kakinya sambil berkata: “Sesungguhnya ini adalah (posisi) berbaring yang dibenci Allah.”Lantas aku melihat, ternyata Rasulullah SAW”. (HR Abu Daud : 5040). Di dalam riwayat Ibnu Majah: “Mengapa engkau tidur seperti ini, tidur yang tidak disukai atau dibenci oleh Allah”. (HR Ibnu Majah : 3723).
  2. Makruh Tidur di atas Atap, Karena di dalam hadist yang bersumber dari `Ali bin Syaiban disebutkan bahwasanya Nabi SAW telah bersabda : “Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya". (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
  3. Tidur Dalam Keadaan Telanjang, Pada saat tidur tidak boleh telanjang berdasarkan hadist berikut : “Tidak diperbolehkan tidur hanya dengan memakai selimut, tanpa memakai busana apa-apa”. (HR. Muslim).
  4. Dilarang Tidur Satu Selimut Walaupun Sesama Jenis, Laki-Laki dengan Laki-Laki atau Wanita dengan Wanita tidak boleh tidur dalam satu selimut seperti hadist berikut : “Tidak diperbolehkan bagi laki-laki tidur berdua (begitu juga wanita) dalam satu selimut”. (HR. Muslim).
Baca Juga :

Adab Berjima' Secara Islam

Tata Cara Jima' atau Bersenggama Menurut Islam


Islam adalah agama yang mulia dan memuliakan. Ia menjunjung tinggi akhlak dan etika. Setiap perbuatan baik di dalam Islam, pastilah ada tuntunan adabnya. Demikian pula dengan jima’.

Adab di dalam jima’ bukan hanya membuat hubungan suami istri lebih intim, tetapi juga menjadikan kenikmatan dunia itu sebagai ladang pahala. Menjalankan adab-adab jima’ bukan hanya membawa kebahagiaan bagi suami dan istri, tetapi juga mendatangkan keberkahan bagi keluarga dan keturunan yang ditakdirkan Allah lahir dari proses tersebut.

Berikut ini 10 tatacara jima’ / Bersenggama suami istri Berdasarkan Islam:

Ilustrasi kamar suami sitri (foto designiteriorarticle.com)
1. Bersih Diri dan berwudhu
Mengkondisikan tubuh bersih (dengan mandi dan gosok gigi) adalah bagian dari adab jima’ sekaligus membuat suami atau istri lebih tertarik. Sebaliknya, tubuh yang tidak bersih cenderung mengganggu dan menurunkan daya tarik. 

Abu Rafi’ radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari pernah menggilir istri-istri beliau, beliau mandi tiap kali selesai berhubungan bersama ini dan ini. Aku bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah lebih baik engkau cukup sekali mandi saja?” Beliau menjawab, “Seperti ini lebih suci dan lebih baik serta lebih bersih.” (HR. Abu Daud dan Ahmad)

2. Memakai parfum/wewangian 
Wewangian adalah salah satu sunnah Nabi. Beliau bersabda: “Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah” (HR. Tirmidzi).

Bagi istri, memakai parfum/wewangian yang dianjurkan adalah saat-saat seperti ini, bukan pada waktu keluar rumah yang justru dilarang Rasulullah.

“Perempuan manapun yang menggunakan parfum kemudian melewati suatu kaum agar mereka mencium wanginya maka dia seorang pezina” (HR Ahmad)

Yang perlu diperhatikan di sini ialah, aroma atau jenis wewangian yang dipakai hendaknya yang disukai suami atau istri. Sebab, ada suami atau istri yang tidak menyukai aroma wewangian tertentu. Wewangian yang tepat membuat hasrat suami atau istri semakin meningkat.

3. Shalat dua raka’at
Adab ini terutama bagi pengantin baru. Sebagaimana atsar Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu yang menasehati pengantin baru agar mengajak istrinya shalat dua raka’at terlebih dahulu ketika memulai malam pertama.

4. Berdandan dan berpakaian yang disukai suami atau istri
Adakalanya istri malu memakai pakaian minim yang disukai suaminya. Padahal dalam sebuah hadits disebutkan “Sebaik-baik istri kalian adalah yang pandai menjaga diri lagi pandai membangkitkan syahwat. Yakni keras menjaga kehormatan dirinya lagi pandai membangkitkan syahwat suaminya.” (HR. Ad Dailami).

Senada dengan hadits itu, Muhammad Al Baqir, cicit Husain bin Ali menjelaskan: “Sebaik-baik wanita diantara kalian adalah yang membuang perisai malu ketika menanggalkan pakaian di hadapan suaminya dan memasang perisai malu ketika ia berpakaian kembali.”

Hadits dan maqalah ini juga menjadi dalil bahwa di dalam jima’, suami istri boleh menanggalkan pakaian dan tidak haram melihat aurat masing-masing.

5. Jima’ di tempat tertutup
Islam mengatur kehidupan umat manusia agar kehormatan dan kemuliaannya terjaga. Demikian pula dengan jima’. Ia harus dilakukan di tempat tertutup, tidak diketahui oleh orang lain meskipun ia adalah anak atau keluarga sendiri. Karenanya saat anak berumur 10 tahun, Islam mensyariatkan untuk memisahkan kamar anak-anak. Kamar anak laki-laki terpisah dari kamar anak perempuan.

Bagaimana jika anak masih kecil dan tidurnya bersama orang tua? Pastikan ia tidak melihat aktifitas suami istri tersebut. Caranya bisa Anda berdua yang pindah kamar.

6. Berdoa sebelum jima’
Yakni membaca doa:

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ اللَّÙ‡ُÙ…َّ جَÙ†ِّبْÙ†َا الشَّÙŠْØ·َانَ ÙˆَجَÙ†ِّبِ الشَّÙŠْØ·َانَ Ù…َا رَزَÙ‚ْتَÙ†َا
Dengan Nama Allah, Ya Allah! Jauhkan kami dari syetan, dan jauhkan syetan agar tidak mengganggu apa (anak) yang Engkau rezekikan kepada kami” (HR. Bukhari dan Muslim)



7. Melakukan mubasharah, ar rasuul, foreplay, atau pemanasan
Hendaknya suami tidak langsung ke inti, tetapi ada mubasharah/ar rasuul/ foreplay terlebih dulu. 

“Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu,” (HR. Tirmidzi)

Ada tiga langkah foreplay atau pemanasan sebelum berjima' yang bersumber dari hadits Nabi. Selengkapnya bisa dibaca di sini.

8. Membawa ke puncak, saling memberi hak
“Apabila salah seorang diantara kamu menjima’ istrinya, hendaklah ia menyempurnakan hajat istrinya. Jika ia mendahului istrinya, maka janganlah ia tergesa meninggalkannya.” (HR. Abu Ya’la)

9. Mencuci kemaluan dan berwudhu jika mau mengulangi
“Jika salah seorang di antara kalian mendatangi istrinya, lalu ia ingin mengulanginya, maka hendaklah ia berwudhu.” (HR. Muslim)

10. Mandi besar (janabat) setelah jima’

Demikian 10 Adab tata cara Jima’ atau bersenggama | Berhubungan Intim menurut Islamyang disarikan dari berbagai sumber, [Bersamadakwah]

sumber : http://www.bringislam.web.id/2014/01/tata-cara-jima-atau-bersenggama-menurut.html

Adab Makan cara Islam

Sering kali kita tidak menyadari adanya adab makan dan minum dalam ajaran Islam yang belum kita praktekkan, yuk kita ceklist mana sajakah adab makan yang selalu kita amalkan sehari-hari dan mana yang belum?
  
1. Membaca basmalah sebelum makan dan hamdalah sesudah makan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca ‘Bismillah’ (dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka ucapkanlah ‘Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi’ (dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhir -aku makan-)” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
2. Makan dengan tangan kanan
Bacalah basmalah (jika akan makan /minum), makanlah dengan tangan kananmu…” (H.R. Bukhari no. 4957 dan Muslim no 3767 dari Umar bin Abu Salamah)
3. Mengambil makanan yang terdekat
Bacalah basmalah (jika akan makan /minum), makanlah dengan tangan kananmu, dan ambillah makanan yang terdekat. (H.R. Bukhari no. 4957 dan Muslim no 3767 dari Umar bin Abu Salamah)
4. Makan tidak berlebihan.
Tidak ada yang lebih jahat daripada orang yang memadati perutnya dengan makananuntuk menguatkan badannya. Jika perlu ia makan, hendaklah perutnya diisi sepertiga makanan, seperti air (minuman), dan sepertiga lagi untuk udara (bernapas). H.R. At-Tirmiz dari Miqdam bin Ma'di Karib no. 2302)
5. Makan tidak boleh sambil berdiri, berjalan maupun tengkurap, tetapi harus sambil duduk
 Janganlah ada salah seorang di antara kamu yang minum sambil berdiri. Barang siapa lupa, hendaklah menumpahkan apa yang diminumnya. (H.R. Muslim dari Abu Hurairah no. 375)
Dari Amir Ibn Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya radhiyallahu ’anhum, dia berkata, “Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum sambil berdiri dan sambil duduk.” (HR. Tirmidzi, hadits hasan shahih)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seorang laki-laki minum sambil berdiri. Qatadahradhiyallahu ‘anhu berkata, “Kami bertanya kepada Anas, ‘Kalau makan?’ Dia menjawab, ‘Itu lebih buruk -atau lebih jelek lagi-.’” (HR. Muslim)

6. Makan mulai dari pinggir piring jangan di tengah
Berkah itu turun dari tengah-tengah makanan. Oleh karena itu, makanlah dari pinggirnya dan janganlah makan langsung mengambil dari tengah-tengah makanan itu. (H.R. At-Tirmizi dari Ibnu Abbas no 1727)

7. Menghabiskan makanan dan menjilati jari

8. Tidak mencela makanan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. Apabila beliau menyukainya, maka beliau memakannya. Dan apabila beliau tidak suka terhadapnya, maka beliau meninggalkannya. (HR. Muslim)

9. Mempersilakan makan terlebih dulu kepada yang lebih tua

10. Jika makan bersama orang miskin, maka hendaklah kita mendahulukan mereka.
11. Hanya memakan makanan yang halal
Allah Ta’ala telah berfirman (yang artinya), “Hai para rasul, makanlah yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu`minun: 51)
Makanan halal tidak hanya dari bahannya semata, juga dari cara mendapatkannya (dari penghasilan yang halal).
12. Mendahulukan makan daripada shalat jika makanan telah dihidangkan
Yang dimaksud dengan telah dihidangkan yaitu sudah siap disantap. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila makan malam telah dihidangkan dan shalat telah ditegakkan, maka mulailah dengan makan malam dan janganlah tergesa-gesa (pergi shalat) sampai makanmu selesai.” (Muttafaqun ‘alaih)
Faidahnya supaya hati kita tenang dan tidak memikirkan makanan ketika shalat. Oleh karena itu, yang menjadi titik ukur adalah tingkat lapar seseorang. Apabila seseorang sangat lapar dan makanan telah dihidangkan hendaknya dia makan terlebih dahulu. Namun, hendaknya hal ini jangan sering dilakukan apalagi dijadikan rutinitas.
13. Tidak makan dan minum dengan menggunakan wadah yang terbuat dari emas dan perak

14. Makan bersama-sama
Para sahabat radhiyallahu ‘anhum berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan tetapi tidak merasa kenyang.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ”Barangkali kalian makan berpencar (sendiri-sendiri).” Mereka menjawab, ”Benar.” Beliau kemudian bersabda,“Berkumpullah kalian atas makanan kalian dan sebutlah nama Allah, niscaya makanan itu diberkahi untuk kalian.” (HR. Abu Dawud)
15. Memungut makanan yang jatuh, membersihkannya, kemudian memakannya.
Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika salah satu dari kalian makan lalu makanan tersebut jatuh, maka hendaklah ia memungutnya dan membuang kotorannya kemudian memakannya. Jangan ia biarkan makanan itu untuk setan.” (HR. At-Tirmidzi)
Maasya Allah, betapa Islam mengajarkan kita untuk menghargai satu butir nasi pun.
16. Cara duduk untuk makan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Aku tidak makan dengan bersandar.” (HR. Bukhari) Maksudnya adalah duduk yang serius untuk makan.
Adapun hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat makan duduk dengan menduduki salah satu kaki dan menegakkan kaki yang lain adalah dhaif (lemah). Yang benar adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk bersimpuh (seperti duduk sopannya seorang perempuan dalam tradisi Jawa) saat makan.
17. Apabila lalat terjatuh dalam minuman
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila lalat jatuh pada minuman salah seorang dari kalian maka hendaklah ia mencelupkan lalat tersebut kemudian barulah ia buang, sebab di salah satu sayapnya ada penyakit dan di sayap yang lain terdapat penawarnya.” (HR. Bukhari)
18. Minum tiga kali tegukan seraya mengambil nafas di luar gelas
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum sebanyak tiga kali, menyebut nama Allah di awalnya dan memuji Allah di akhirnya. (HR.Ibnu As-Sunni dalam ‘Amalul Yaumi wallailah (472))
Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam minum, beliau bernafas tiga kali. Beliau bersabda, “Cara seperti itu lebih segar, lebih nikmat dan lebih mengenyangkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bernafas dalam gelas dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya, “Apabila salah seorang dari kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam gelas.”(HR. Bukhari)
19. Berdoa sebelum minum susu dan berkumur-kumur sesudahnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika minum susu maka ucapkanlah, ‘Allahumma barik lana fihi wa zidna minhu’ (Ya Allah berkahilah kami pada susu ini dan tambahkanlah untuk kami lebih dari itu) karena tidak ada makanan dan minuman yang setara dengan susu.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (5957), dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’(381))
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian minum susu maka berkumur-kumurlah, karena sesungguhnya susu meninggalkan rasa masam pada mulut.” (HR. Ibnu Majah (499))
20. Dianjurkan bicara saat makan, tidak diam dan tenang menikmati makanan seperti halnya orang-orang Yahudi.
Ishaq bin Ibrahim berkata, “Pernah suatu saat aku makan dengan Abu ‘Abdillah (Imam Ahmad) dan sahabatnya. Kami semua diam dan beliau (Imam Ahmad) saat makan berkata, ‘Alhamdulillah wa bismillah’,kemudian beliau berkata, ‘Makan sambil memuji Allah Ta’ala adalah lebih baik dari pada makan sambil diam.’”
*Dari berbagai sumber