sponsor

sponsor

Slider

Slider
teguhpriyanto. Theme images by kelvinjay. Powered by Blogger.

Pengantar

Ini blog bisnis dan pendidikan...
Mohon bantuannya untuk koreksi dan perbaikan serta tambahan materi....
Jangan lupa untuk like blog ini dengan cara klik G+ warna biru...
Mari berkembang dan maju bersama...terima kasih

Technology

Technology

Games

Games

Friday, July 26, 2019

3.1. Sistem Bilangan (Siskom)


Modul 1

A.     Kompetensi dasar
3.1  Memahami sistem bilangan (Desimal, Biner, Heksadesimal)
4.1 Mengkonversikan sistem bilangan (Desimal, Biner, Heksadesimal) dalam memecahkan masalah konversi
B.     Indikator Pencapaian Kopetensi
3.1.1     Menjelaskan sistem bilangan biner, oktal, heksadesimal
3.1.2     Menjelaskan konversi biner ke desimal dan sebaliknya
3.1.3     Menjelaskan konversi oktal ke desimal dan sebaliknya
3.1.4     Menjelaskan konversi heksadesimal ke desimal dan sebaliknya
3.1.5     Menjelaskan satuan dalam digit biner ( bit, byte, word )
3.1.6     Menjelaskan kode bilangan ( BCD, exess-3, grey, ASCII )
4.1.1     Mengkonversikan biner ke desimal dan sebaliknya
4.1.2     Mengkonversikan oktal ke desimal dan sebaliknya
4.1.3     Mengkonversikan heksadesimal ke desimal dan sebaliknya
C.       Materi Pokok
1.    Sistem bilangan biner
2.    Sistem bilangan oktal
3.    Sistem bilangan heksadesimal
4.    Menjelaskan konversi antar bilangan
5.    Menjelaskan satuan dalam digit biner (bit, byte, word)
6.    Menjelaskan kode bilangan BCD
7.    Menjelaskan exess-3
8.    Menjelaskan grey
9.    Menjelaskan ASCII
1.  BILANGAN DESIMAL
Bilangan yang menggunakan 10 angka mulai dari 0 sampai 9 berturut turut. Setelah angka 9, maka angka berikutnya 10, 11, 12, dst.
Contoh penulisan angka Desimal : 2210, 510, 
Ingat, desimal berbasis 10, maka angka 10-lah yang menjadi Subscript pada penulisan Bilangan Desimal.
2. BILANGAN BINER
Bilangan yang hanya menggunakan 2 angka, yaitu 0 dan 1. Bilangan Biner juga disebut bilangan berbais 2. Setiap bilangan pada bilangan biner disebut BIT. Dimana 1byte=8 bit.
Contoh penulisan : 001110102, 101110102
3.  BILANGAN OKTAL
Bilangan berbasis 8, yang menggunakan angka 0 sampai 7.
Contoh penulisan : 178, 258
4.  BILANGAN HEKSADESIMAL
 Bilangan yang menggunakan 16 buah simbol, mulai dari 0 sampai 9, kemudian dilanjut dengan A sampai F yang merupakan simbol untuk 10 sampai 15.
Contoh penulisan : C516, B316
SISTEM
RADIK

DESIMAL
10
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
BINER
2
0,1
OKTAL
8
0,1,2,3,4,5,6,7
HEKSADESIMAL
16
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F
Radiks = Jumlah Digit
5.  KONVERSI BILANGAN
a)      Konversi bilangan desimal ke biner
Caranya adalah dengan membagi bilangan decimal dengan 2 dan menyimpan sisa bagi per setiap pembagian terus hingga hasil baginya < 2. (Widayan, 2016)
Contoh : 126 (desimal) =…(biner)
127/2=63 sisa bagi1
63/2= 31 sisa bagi 1
31/2= 15 sisa bagi1
15/2= 7 sisa bagi1
7/2= 3 sisa bagi 1
Hasil konversi : 11111
b)     Konversi bilangan desimal ke octal
Caranya adalah dengan membagi bilangan desimal dengan 8, dan menyimpan sisa bagi per setiap pembagian terus hingga hasil baginya < 8. (Widayan, 2016)
Contoh : 19 : 8 = 2 ( sisa 3 )
2 : 8 = 0 ( sisa 2 )
Hasilnya: 3 + 2 = 5(8)
c)       Konversi bilangan desimal ke hexadecimal
Caranya adalah dengan membagi bilangan decimal dengan 16 dan menyimpan sisa bagi per seitap pembagian terus hingga hasil baginya < 16. Apabila sisa bagi di atas 9 maka angkanya diubah, untuk nilai 10= A, nilai 11= B, nilai 12 =C, nilai 13 =D, nilai 14=E, nilai 15=F.(Widayan, 2016)
Contoh : 24310 (10) = …. (16)
243 : 16 = 15 sisa 3.
15 : 16 = 0 sisa 15. 15 = F
0 : 16 = 0 sisa 0….(end)
Hasilnya : 24310 adalah F316
d)      Konversi bilangan oktal ke decimal
Caranya adalah dengan mengalikan satu persatu bilangan dengan 8 (basis bilangan oktal) dengan pangkat 0, 1 dan seterusnya dimulai dari bilangan oktal yang paling kanan. Kemudian hasil dari semua pengalian dijumlahkan. (Widayan, 2016)
Contoh : 45(8) =…..(10)
4 X 8 (1) = 32
5 X 8 (0) = 5
----------------+
                 37, Hasilnya : nilai desimal= 37(10)
e)      Konversi bilangan oktal ke biner
Caranya dengan memecah bilangan oktal tersebut persatuan bilangan kemudian masing-masing diubah kebentuk biner tiga angka. Setelah itu hasil seluruhnya diurutkan kembali. (Widayan, 2016)
Contoh: 147(8)= ……..(2)
1, binernya 001
4, binernya 100
7 binernya 111
Bilangan biner dari 147 (8) adalah : 001100111
f)       Konversi bilangan oktal ke hexadecimal
Caranya adalah dengan mengkonversikan bilangan oktal terlebih dahulu ke bilangan biner, kemudian baru konversikan ke bilangan hexadesimal. Contoh konversi bilangan oktal 145 ke bilangan hexadesimal. (Haniif, 2016)
145(8) = 1 x 82 + 4 x 81 + 5 x 80
= 1 x 64 + 4 x 8 + 5 x 1
= 64 + 32 + 5
= 10110
g)      Konversi bilangan biner ke desimal
Caranya adalah dengan mengalikan satu persatu bilangan dengan 2 (basis bilangan biner) pangkat 0, pangkat 1 dst, sesuai dengan banyaknya bilangan yang akan dikonversi, perhitungannya dimulai dari bilangan yang paling kanan. (Nugraha, 2016)
Contoh : 1011(2)  = 1x23 + 0x22 + 1x21 + 1x20
= 8 + 0 + 2 + 1
= 11(10) 
h)     Konversi bilangan biner ke octal
Caranya dengan mengelompokan bilangan biner menjadi 3 buah dimulai dari bilangan biner paling kanan. Setelah dikelompokan barulah kita dapat mengkonversi menjadi bilangan Oktal. (Nugraha, 2016).
Contoh : 011010111(2)= …. (8)
Kelompok 3 (001)            Kelompok 2 (010)                 Kelompok 1 (111)
1 x 2 0 = 1                        0 x 2 0 = 0                                1 x 2 0 = 1
1 x 2 1 = 2                        1 x 2 1 = 2                                1 x 2 1 = 2
0 x 2 2 = 0                        0 x 2 2 = 0                                1 x 2 2 = 4
-- -- -- -- - +                      -- -- -- -- - +                              ---- -- -- - +
                      3                               7                                  2
i)       Konversi bilangan biner ke hexadecimal
Caranya hampir sama dengan cara konversi bilangan biner ke oktal. Yang membedakan ada pada pengelompokan bilangan binernya, pada bilangan oktal dalam satu kelompok terdiri dari 3 buah bilangan biner sedangkan pada hexadesimal dalam satu kelompok terdiri dari 4 buah bilangan biner. Contoh: (Nugraha, 2016)
Soal 11001101(2) =…(16)
1100, Nilai desimalnya 12, 12 = C
1101, Nilai desimalnya 14, 14 = E
Bilangan Hexa dari 11001101(2) adalah C E (16)
j)       Konversi bilangan hexadesimal ke decimal
Caranya yaitu dengan mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position valuenya. (Zizura, 2016)
Untuk mengkonversi 31 menjadi bilangan decimal, perhitungan berikut :
3 x 161 = 3 x 16 = 48
1 x 160 = 1 x 1 = 1
total  48 + 1 = 49
3116 heksadesimal = bilangan desimal 4910
k)     Konversi bilangan hexadesimal ke biner
Metode dan caranya hampir serupa dengan konversi Oktal ke Biner. Hanya pengelompokkannya sebanyak dua bit.
Contoh : A7F(16) = … (2)
A = 10, Binernya 1010
7 = 7, Binernya 0100
F = 15, Binernya 1111
Bilangan Biner dari A7F(16) adalah 101001001111 (2)
l)       Konversi bilangan hexadesimal ke oktal
Caranya dengan mengubah bilangan hexa ke biner kemudian diubah menjadi bilangan oktal. Ringkasnya hexa->biner->octal.
Contoh : C54 (16) = …. (8)
1.   Hexadesimal ke biner
C = 1100, 5 = 0101, 4 = 0100
2.   Biner ke oktal
110 = 6, 001 = 1, 010 = 2, 100 = 4
Jadi, nilai bilangan hexadesimal C54 = 6124 (bilangan oktal).
       6.       Pengertian BIT dan BYTE
Pengertian Bit
Bit adalah satuan unit data terkecil dalam komputasi digital yang pada dasarnya terdiri dari satu digit biner (bisa berupa nilai 0 ataupun 1). Bit sebenarnya merupakan singkatan dari Binary Digit (Digit Biner). Biner merupakan sistem bilangan yang berbasis dua yaitu hanya terdiri dari angka 0 dan 1 saja. 0 (nol) menandakan kondisi “OFF” atau tidak ada aliran arus listrik pada rangkaian elektronik sedangkan 1 (satu) adalah kondisi “ON” atau adanya aliran arus listrik pada rangkaian elektronik. Kondisi Bit ini juga dapat mewakilkan nilai logika seperti “TRUE” atau “FALSE” dan “YES” atau “NO”. Bit biasanya dilambangkan dengan “b” (huruf b kecil). Satuan kecepatan transfer data pada umumnya menggunakan bit per second (bit per detik) atau disingkat dengan “bps”.
Sebagai contoh, kode bilangan biner 10102 ini terdiri dari 4 bit dan mewakili nilai 10 pada sistem bilangan Desimal. Cara perhitungan untuk mengkonversikan bilangan biner ke bilangan desimal adalah sebagai berikut :
10102 = (1 x 23 ) +  (0 x 22 ) + (1 x 21 ) +  (0 x 21)
10102 = 8 + 0 + 2 + 0
10102 = 1010
Pengertian Byte
Byte adalah kumpulan 8 bit yang digabung menjadi satu. Dengan kata lain, 1 byte adalah sama dengan 8 bit. Satuan byte ini sering digunakan untuk menyatakan kapasitas suatu media penyimpanan seperti kilobyte (KB), megabyte (MB), gigabyte (GB) dan terabyte (TB). Lambang atau simbol yang biasanya digunakan untuk byte adalah huruf “B” (huruf B besar). Lambang inilah yang dijadikan sebagai pembeda antara Byte dengan Bit dalam penulisan singkatan satuannya. 1 byte dapat mewakili rentang nilai dari 0 hingga 255 dalam bilangan desimal.
Mengapa dikatakan mewakili rentang 0 hingga 255 ?
Di bawah ini adalah perhitungannya.
0000 00002 = 010
1111 11112 = 25510
Dalam bahasa Indonesia, byte sering disebut dengan Bita.
Perlu diketahui bahwa perhitungan kilo, mega dan giga pada byte yang berbilangan biner 8 bit berbeda dengan sistem bilangan desimal yang umum dipakai. 1 kilobyte atau 1KB dalam sistem bilangan biner adalah adalah 1,024 byte ( 210) dan 1 megabyte atau 1MB adalah terdiri dari 1.024 kilobyte.
Contoh
Jika suatu media penyimpanan digital atau Harddisk dikatakan memiliki kapasitas penyimpan 500GB berapakah Kilobyte-nya?
Jawabannya adalah 512,000KB, berikut ini cara perhitungannya.
Penyelesaiannya :
500 x 1024 = 512,000 KB
Prefix Satuan SI pada Byte dan konversinya
1 byte (B) = 8 bits (b)
1 Kilobyte (KB) = 210 bytes = 1,024 byte
1 Megabyte (MB) = 220 bytes = 1,048,576 byte
1 Gigabyte (GB) = 230 bytes = 1,073,741,824 byte
1 Terabyte (TB) = 240 bytes = 1,099,511,627,776 byte
       7.   Kode BCD
Kode BCD (Binary  Codec Decimal) adalah kode yang paling sederhana karena pada dasarnya kode BCD merupakan konversi dari desimal ke biner. Kode BCD standar disebut juga kode 8421. Setiap desimal dikodekan dengan satu angka BCD yang terdiri dari 4 bit.

Decimal
Kode BCD 8,4,2,1
0
0000
1
0001
2
0010
3
0011
4
0100
5
0101
6
0110
7
0111
8
1000
9
1001

BCD (Binary Code Decimal)
BCD adalah sistem pengkodean bilangan desimal yang metodenya mirip dengan bilangan biner biasa; hanya saja dalam proses konversi, setiap simbol dari bilangan desimal dikonversi satu per satu, bukan secara keseluruhan seperti konversi bilangan desimal ke biner biasa. Hal ini lebih bertujuan untuk “menyeimbangkan” antara kurang fasihnya manusia pada umumnya untuk melakukan proses konversi dari desimal ke biner -dan- keterbatasan komputer yang hanya bisa mengolah bilangan biner.
Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada contoh berikut :
Misalkan bilangan yang ingin dikonversi adalah 17010.
Sesuai dengan posting saya yang sebelumnya, dapat dilihat bahwa bilangan biner dari :
110—-> 00012
710—-> 01112
010—-> 00002
Tetapi, berhubung hasil yang diinginkan adalah bilangan BCD, maka basis bilangannya tinggal ditulis sebagai berikut :
110—-> 0001BCD
710—-> 0111BCD
010—-> 0000BCD
maka, nilai BCD dari 17010 adalah 0001 0111 0000BCD.
Harap diperhatikan bahwa setiap simbol dari bilangan desimal dikonversi menjadi 4 bit bilangan BCD.
       8.  Kode Excess-3 (XS3)
Kode XS3 dapat diperoleh dengan cara menambahkan 3 (0011) kepada kode BCD standar. Kode XS3 memiliki sifat self complementing. Maksudnya apabila XS3 dikomplemenkan akan menghasilkan komplemen dalam desimal.

Decimal
Kode XS3
0
0011
1
0100
2
0101
3
0110
4
0111
5
1000
6
1001
7
1010
8
1011
9
1100
        
       9.   Kode Gray
Dalam kode gray 5-9 merupakan cerminan dari kode gray 0-4 (kecuali bit keempat dari kanan). Sifat ini disebut sifat reflective.
Decimal
Kode Gray
0
0000
1
0001
2
0011
3
0010
4
0110
5
1110
6
1010
7
1011
8
1001
9
1000
Sandi Gray dibentuk dari susunan LSB 0 dan 1 untuk dua kelompok sandi pertama, kemudian 1 dan 0 untuk dua sandi berikutnya, demikian seterusnya. Kelompok sandi berikutnya merupakan pemantulan sandi LSB sebelumnya.

Silahkan yang punya materi lang lebih, bisa saling berbagi.
Intinya kita saling berbagi ilmu, mathur nuhun.


Sumber : dari berbagai macam sumber


No comments:

Post a Comment