Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saudaraku yang dirahmati Allah…
Malam ini kita masih duduk di masjid.
Napas masih berhembus.
Nama kita masih tercatat sebagai orang hidup.
Namun… tidak ada jaminan nama kita masih ada saat Ramadan tiba.
Dan di antara kita dan Ramadan,
Allah kirimkan satu alarm lembut bernama Rajab.
1️⃣ Rajab: Bulan yang Allah Muliakan, Tapi Kita Sering Abaikan
Allah berfirman:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا … مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
Latin:
Inna ‘iddatasy-syuhūri ‘indallāhitsnā ‘asyara syahrā… minhā arba‘atun ḥurum.
Artinya:
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ada dua belas bulan… di antaranya ada empat bulan yang dimuliakan.”
(QS. At-Taubah: 36)
➡️ Rajab itu bulan mulia,
tapi sering kali kita lewati tanpa rasa apa-apa.
2️⃣ Rajab Seperti Alarm, Tapi Kita Tekan Tombol “NANTI”
Saudaraku …
Rajab itu seperti alarm subuh.
Ia berbunyi lebih awal,
bukan untuk mengganggu,
tapi menyelamatkan kita dari kesiangan.
Namun apa yang sering kita lakukan?
“Nanti saja taubatnya”
“Ramadan masih lama”
“Nanti kalau sudah tua”
Padahal…
berapa banyak yang berniat Ramadan, tapi wafat di Rajab atau Sya’ban?
3️⃣ Rajab Mengingatkan: Umur Kita Sedang Dikurangi
Allah berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Latin:
Kullu nafsin dzā’iqatul-maut.
Artinya:
“Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian.”
(QS. Ali ‘Imran: 185)
➡️ Setiap pergantian bulan,
bukan umur kita yang bertambah…
jatah hidup kita yang berkurang.
Rajab datang bukan hanya membawa waktu,
tapi membawa peringatan.
4️⃣ Doa Nabi: Bukan Sekadar Panjang Umur, Tapi Siap Hati
Rasulullah ﷺ berdoa:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Latin:
Allāhumma bārik lanā fī Rajaba wa Sya‘bān, wa ballighnā Ramaḍān.
Artinya:
“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadan.”
(HR. Ahmad)
➡️ Bukan sekadar “Ya Allah panjangkan umur kami”,
tapi:
“Ya Allah, siapkan hati kami.”
5️⃣ Contoh Menyayat di Tengah Masyarakat
Saudaraku yang dirahmati Allah…
Kita sering melihat:
Ramadan ingin rajin ibadah
Tapi Rajab masih santai bermaksiat
Ingin khusyuk tarawih
Tapi shalat wajib masih bolong
Seperti orang yang:
Tidak pernah latihan
Tapi ingin juara
Lalu kecewa pada hasil
Ramadan bukan sulap,
ia tidak mengubah hati yang tidak disiapkan sejak Rajab.
6️⃣ Renungan yang Menyentak
Saudaraku....
Bagaimana jika:
Rajab ini Rajab terakhir kita?
Ramadan hanya tinggal niat, bukan kenyataan?
Kubur menjadi tempat “Ramadan” kita?
Saat itu tidak ada:
Tarawih
Tadarus
Sahur
Yang ada hanya penyesalan yang tidak bisa ditebus.
7️⃣ Apa yang Bisa Kita Lakukan Sekarang?
Tidak perlu menunggu sempurna:
✔ Mulai shalat tepat waktu
✔ Menangis dalam istighfar
✔ Tinggalkan satu dosa yang paling sering
✔ Minta maaf pada yang kita sakiti
✔ Pulangkan hati kepada Allah
Penutup (Diamkan Sejenak)
Saudaraku yang dirahmati Allah… Rajab adalah alarm kasih sayang Allah.
Jika alarm ini kita abaikan, takutnya Ramadan datang … tapi kita sudah tidak ada.
Atau Ramadan datang… tapi hati kita masih mati.
Doa Penutup
اللَّهُمَّ أَيْقِظْ قُلُوبَنَا فِي شَهْرِ رَجَبَ، قَبْلَ أَنْ نُوقَظَ فِي الْقُبُورِ
Latin:
Allāhumma ayqiẓ qulūbanā fī syahri Rajab, qabla an nūqaẓa fil-qubūr.
Artinya:
“Ya Allah, bangunkan hati kami di bulan Rajab, sebelum kami dibangunkan di dalam kubur.”
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.






No comments:
Post a Comment