Allah Ta'ala berfirman :
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Al-Hadid: 22-23)
Hadis Jibril yang membicarakan tentang rukun iman menyebutkan,
“Dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)
Syaikh Ibnu Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Takdir itu tidak ada yang buruk. Yang buruk hanya ada pada yang ditakdirkan (al-maqdur, artinya takdir dari sisi manusia).
Takdir jika dilihat dari sisi perbuatan Allah, semua takdir itu baik, sebagaimana disebutkan dalam hadis, “Kejelekan tidak disandarkan kepada-Mu.” Jadi, takdir Allah itu selamanya tidak ada yang jelek. Karena ketetapan takdir itu ada karena rahmat dan hikmah. Kejelekan murni itu hanya muncul dari pelaku kejelekan. Sedangkan Allah itu hanya berbuat baik saja selama-lamanya.” (Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyah)
Mukmin yang sempurna imannya akan menyadari di balik rencana Allah ada banyak kebaikan meskipun mungkin itu berat untuknya. Karena Allah Ta’ala Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya.
Jadi jangan pernah resah dan gelisah dengan yang telah ditetapkan Allah Ta’ala serta tak perlu iri dengan takdir yang telah ditetapkan untuk orang lain, karena kewajiban hamba adalah beriman pada semua ketentuan Allah Ta’ala dengan hati ikhlas.
Ya Allah Ya Tuhanku, kami, kel, shbt dan keknya beriman atas semua takdir yang Engkau berikan.
Aamiin






No comments:
Post a Comment