Asesmen Nasional Penanda Perubahan Paradigma Evaluasi Pendidikan
Peningkatan Sistem Evaluasi Pendidikan adalah salah satu bagian dari kebijakan merdeka belajar dengan tujuan utama mendorong mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Untuk ituk Kemendikbud telah mengeluarkan kebijakan Asesmen Nasional yang dirancang bukan saja untuk menggantikan Ujian Nasionan (UN) maupun Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) melainkan sekaligus sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan.
Asesmen Nasional terdiri
dari 3 bagian, yaitu :
1.
Asesmen Kompetensi minimal (AKM)
2.
Survey Karakter
3.
Survey Lingkungan Belajar
Hal diataslah yang kemudian
menjadikan AKM belakangan ini berkembang menjadi topik bahasan terhangat
disamping upaya penyelenggaraan Pembelajaran Jarak Jauh(PJJ) maupun Belajar
Dari Rumah (BDR) dengan segala problematikanya. Dari ketiga bagian yang
tercakup dalam Asesmen Nasional, sebagian besar masyarakat, peserta didik,
orang tua bahkan sebagian kecil dari pendidik hanya melihat AKM sebagai
satu-satunya bagian dari asesmen nasional serta meyakini satu presepsi yang
keliru terhadap keberadaan AKM ini yakni hanya sebatas pengganti UN belaka.
Sedangkan dua bagian asesmen nasional yang lain yakni survey karakter dan
survey lingkungan belajar ini kurang mendapat perhatian dari sebagian
masyarakat umum, orang tua bahkan sekolah dan pendidik itu sendiri.
Beberapa webinar yang ada
dalam mensosialisasikan asesmen nasional ini pun cenderung membesarkan topik
AKM saja, sehingga tidak mengherankan jika keberadaan 2 bagian asesmen nasional
yang lain kurang dipahami.
Mungkin dengan membaca
uraian berikut akan sedikit memberikan titik terang yang meluruskan anggapan
kita tentang hakikat Asesmen Nasional serta keseluruhan bagiannya.
Apa itu Asesmen Kompetensi Minimum?
Asesmen Kompetensi Minimum
(AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid
untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada
masyarakat.
Terdapat dua kompetensi
mendasar yang diukur AKM: literasi membaca dan literasi matematika (numerasi).
Baik pada literasi membaca dan numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup
keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep
serta pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta
mengolah informasi. AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang
diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi
membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur
kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten.
Hal ini dikarenakan
literasi dan numerasi adalah kompetensi yang sifatnya general dan mendasar.
Kemampuan berpikir tentang, dan dengan, bahasa serta matematika diperlukan
dalam berbagai konteks, baik personal, sosial, maupun profesional. Dengan
mengukur kompetensi yang bersifat mendasar (bukan konten kurikulum atau
pelajaran), pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa guru diharapkan
berinovasi mengembangkan kompetensi siswa melalui berbagai pelajaran melalui
pengajaran yang berpusat pada siswa.
Namun begitu, jangan
buru-buru berasumsi bahwa adanya penekanan pada asesmen literasi dan numerasi
ini lantas akan mengesampingkan pelajaran selain bahasa dan matematika.
Literasi dan numerasi justru bisa dan seharusnya memang dikembangkan melalui
berbagai mata pelajaran, termasuk IPA, IPS, kewarganegaraan, agama, seni, dan
seterusnya. Pesan ini penting dipahami oleh guru, sekolah, dan siswa untuk
meminimalkan risiko penyempitan kurikulum pada pelajaran Bahasa Indonesia dan
Matematika.
Silakan simak penjelasan bapak menteri dalam video berikut :
Mas Menteri Nadiem Makarim menegaskan bahwasanya "asesmen kompetensi minimal (AKM) yang fokus pada kemampuan literasi dan numerasi tidak lantas mengecilkan arti penting pelajaran namun justru membantu peserta didik untuk mempelajari bidang ilmu yang lain terutama untuk berfikir dan mencerna segala bentuk informasi baik dalam bentuk tertulis maupun dalam bentuk angka (kualitatif)." Sehingga kemampuan literasi dan numerasi ini nantinya akan berdampak pada semua mata pelajaran.
Apakah yang Dimaksudkan Dengan Survey Karakter dan Survey Lingkungan Belajar?
Survey Karakter merupakan
evaluasi pendidikan yang dirancang untuk mengukur pencapaian peserta didik dari
hasil belajar sosial-emosional berupa pilar karakter untuk mencetak profil
pelajar pancasila.
Survey karakter ini
mencakup 6 indikator utama, yakni :
- Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta berakhlaq mulia.
- Berkebinekaan Global
- Begotong-royong
- Mandiri
- Bernalar kritis
- Kreatif
Sedangkan survey lingkungan
belajar dikerjakan oleh murid/peserta didik, guru/pendidik serta Kepala Sekolah
untuk mengukur berbagai aspek input beserta proses belajar mengajar di sekolah.
Survey lingkungan belajar ini berfungsi untuk mengevaluasi serta memetakan
aspek pendukung kualitas pembelajaran di sekolah.
Dari uraian diatas sangat
jelas perbedaan antara Asesmen Nasional tahun 2021 dengan asesmen tahun-tahun
sebelumnya. Sangat jelas bahwasanya asesmen ini bukan semata pengganti UN namun
lebih dari itu, asesmen nasional dilakukan sebagai pemetaan dasar dari kualitas
pendidikan yang nyata di lapangan.
Berbeda halnya dengan Ujian
Nasional (UN), Asesmen Nasional tidak akan memberikan konsekuensi baik kepada
sekolah maupun murid/peserta didik. Asesmen nasional ini justru diharapkan akan
mampu memberikan gambaran nyata dari profil sekolah yang meliputi nilai
lebih maupun kekurangan dari masing-masing sekolah untuk dilakukan
perbaikan-perbaikan serta peningkatan kualitasnya.
Oleh karena asesmen
nasional tidak memberikan kosekuensi pada kelulusan murid/peserta didik maka
perlu dipahami baik oleh sekolah, guru, murid dan bahkan orang tua bahwasanya
tidak memerlukan persiapan/treatment khusus dalam menghadapi asesmen tersebut.
Sehingga tidak perlu ada kecemasan berlebihan dalam menghadapai asesmen
nasional ini, sekolah tidak perlu mengadakan pembimbingan khusus maupun
tambahan, bahkan orang tua pun tidak perlu mewajibkan anak-anaknya untuk
mengikuti tambahan belajar maupun bimbel-bimbel khusus Asesmen Nasional.
Bagaimana? Siapkah kita untuk melaksanakan dan mensukseskan Asesmen Nasional 2021?
Sumber :
- https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm
- https://www.edumathasyik.xyz/2020/11/peningkatan-sistem-evaluasi-pendidikan.html
Mengapa Asesmen Literasi dan Numerasi
Mantab
ReplyDelete